Kemnaker dan ILO Gelar Pertemuan Asia Pasifik di Bali

By Admin

nusakini.com-- Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Ketenagakerjaan RI (Kemnaker) berkesempatan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Pertemuan Regional Asia Pasifik (APRM) ke-16. Pertemuan ini diselenggarakan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Bali, pada tanggal 6-9 Desember 2016. 

"Dalam pertemuan ini akan membahas sejumlah isu ketenagakerjaan. Ada masalah pendidikan vokasi, skill devolepment, migrasi. Agenda utamanya mengatasi pengangguran muda, meningkatkan skill tenaga kerja, dan sebagainya," ujar Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M Hanif Dhakiri. 

Pertemuan Regional ini mengusung tema Building an inclusive future with decent work: Towards suistainable development in Asia and Pacific. 

"APRM menawarkan kesempatan bagi delegasi untuk mengekspresikan pandangan mereka tentang berbagai program ILO dan implementasinya di wilayah/kawasan yang bersangkutan dalam upaya untuk mendukung agenda kerja layak (decent work)," ungkap Abdul Wahab Bangkona, Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan. 

Sekjen Wahab menambahkan, pertemuan ini harus dimanfaatkan dan dimaksimalkan "karena ini forum eksplorasi dan evaluasi. Jadi kita tidak spesifik per negara," katanya. 

Persidangan dihadiri oleh para Menteri Tenaga Kerja dan unsur tripartit Negara anggota ILO kawasan Asia Pasifik dan Negara Arab. Di samping Direktur ILO Kawasan Asia Pasifik, Direktur Jenderal (Dirjen) ILO Guy Ryder juga turut hadir mengikuti persidangan selama 4 (empat) hari penuh. 

Wakil Presiden Jusuf Kalla dijadwalkan membuka Pertemuan APRM ke-16, pada hari Selasa (6/12/2016), pukul 14.30 WITA. "Pertemuan APRM ini akan dibuka oleh Wapres Jusuf Kalla. Hingga saat ini informasi kehadirannya positif," kata Abdul Wahab. 

Terdapat 4 (empat) isu utama yang dibahas dalam sesi diskusi persidangan APRM, yaitu meliputi: 

1. Upaya pencapaian kerja layak di kawasan Asia dan Pasifik, khususnya terkait tantangan dan kebijakan untuk penciptaan lapangan kerja dan kesetaraan (Building a future of Decent Work in Asia and the Pasifik-Trend Challenges ad Policies for job creation and equity); 

2. Keterampilan Tenaga Kerja untuk masa mendatang (Skills for the future); 

3. Penguatan dialog sosial bagi pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif (Strengthening social dialogues for inclusive ad sustainable growth); serta 

4. Promosi penerapan Deklarasi Tripartit ILO mengenai prinsip-prinsip perusahaan multinasional dan kebijakan social di Asia dan Pasifik (Promotion and application of the ILO Tripartite Declaration of Principles concerning Multinational Enerprises and Social Policy in Asia and the Pacific). 

"Salah satu outcome nya adalah mengurangi orang yg miskin dan meningkatkan orang yg sejahtera," ujarnya. 

Sebagai tuan rumah, Indonesia diharapkan dapat lebih meningkatkan peran aktifnya di ILO dalam upaya pembangunan ketenagakerjaan, baik di tingkat nasional, regional, maupun multilateral, untuk pencapaian kerja layak bagi semua. Menurut Abdul Wahab, manfaat APRM bagi Indonesia adalah: 

1. Mempromosikan kemajuan pembangunan yang telah dicapai selama ini di berbagai sektor, khususnya di sektor ketenagakerjaan; 

2. Meningkatkan kepercayaan dunia internasional kepada Indonesia untuk menjadi tuan rumah konferensi internasional; 

3. Meningkatkan peran Indonesia dan sekaligus memperjuangkan kepentingan nasional di bidang ketenagakerjaan dalam forum internasional; 

4. Forum pertukaran informasi dan pengetahuan dalam kebijakan dan program dalam hal perluasan kesempatan kerja yang inklusif dan berkeadilan, serta kebutuhan pelatihan kerja di masa mendatang (Skills for the future) untuk kawasan Asia Pasifik; 

5. Forum penguatan dialog sosial dalam memperjuangkan hak-hak pekerja dalam menghadapi kondisi perekonomian global yang fluktuatif; 

6. Forum untuk mempromosikan fair recruitment bagi para tenaga kerja migran dalam mendukung fair migration di kawasan Asia Pasifik; 

"Termasuk forum untuk mempromosikan penerapan Deklarasi Tripartit ILO mengenai prinsip-prinsip perusahaan multinasional dan kebijakan sosial di Asia dan Pasifik," paparnya. 

APRM ke-16 ini diperkirakan akan dihadiri oleh ± 400-500 orang yang terdiri dari perwakilan unsur tripartit (Pemerintah, Pengusaha dan Pekerja) dari 47 negara, yaitu: 36 Negara Asia Pasifik (Afganistan, Australia, Bangladesh, Brunei Darussalam, Fiji, Filipina, India, Indonesia, Iran, Jepang, Kamboja, Kepulauan Cook, Kepulauan Marshall, Kepulauan Solomon, Kiribati, Korea Selatan, Laos, Malaysia, Maladewa, Mongolia, Myanmar, Nepal, Pakistan, Palau, Papua New Guinea, Republik Rakyat Tiongkok, Samoa, Selandia Baru, Singapura, Sri Lanka, Thailand, Timor Leste, Tonga, Tuvalu, Vanuatu, dan Vietnam) dan 11 Negara Arab (Arab Saudi, Bahrain, Irak, Kuwait, Lebanon, Oman, Qatar, Suriah, Uni Emirat Arab, Yaman, dan Yordania), perwakilan dari organisasi internasional terkait serta Kantor ILO Pusat di Jenewa dan Bangkok.

Selain itu, Pertemuan APRM ILO ke-16 ini akan dihadiri juga oleh Negara-negara-negara observer seperti: Amerika Serikat, Palestina, Perancis, dan Rusia.(p/ab)